Rindu dalam Tenang

Alam dihiasi langit biru hari ini..
Pancaran sinar matahari mempererat silaturahmi..
Antara aku dengan alam yang ku sayangi..
Bahagianya aku tercipta di dunia ini..

Termangun dalam kaca dunia..
Dibalik jendela kelas di sudut belakang..
Berpuluh manusia yang asik bercanda, aku sendiri yang berbincang dengan alam..
Aku suka sekali berimajinasi, terutama tentang alam..
Ini keasikanku sendiri..

Tetiba lamunan pecah saat ponsel berdering..
Bunda menelepon..
Aku ragu namun tetap ku angkat..

Aku benci suaranya..
Itu buat tangis..
Pecah tak tertahan..
Sakitnya hingga sesak…

Aku benci tangisnya..
Itu buatku terluka..
Luka hingga sulit sembuh..
Hingga ingin teriak..

Aku disini menahan rindu..
Aku ingin memeluknya..
Namun kita perlu berpisah..
Perbaiki diri masing-masing..

Tak apa menjadi diam..
Tak apa memilih menghindar..
Menjauh bukan berarti buruk..
Hanya saja kamu butuh tenang..

Sakitnya bukan hanya tentang rindu..
Ada rasa tahan di tenggorokan..
Untuk tangis harus pecah..
Namun depan orang, aku harus tetap tenang..

Keputusan pergi ke tanah Jawa bukan hal mudah..
Ada parasit diri yang harus dipisahkan..
Begitu dalam kuatnya aku dengan tanah kelahiran..
Ada begitu banyak kenangan sulit dijelaskan..

Aku pergi menuju tenang..
Dari beribu banyak penat akan masalah..
Aku tak pergi tanpa tanggungjawab..
Aku selesaikan benalu yang menggumpal..
Dan membawa pergi pohon menyisakan daun muda..

Aku suka berpaling..
Berbicara dengan semesta..
Ini lebih baik, daripada memahami hati orang lain yang penuh api daripada air yang menenangkan..
Orang-orang yang membuatku geram..
Alam memang selalu terbaik..

Namun tak perlu khawatir..
Hatiku benar-benar tenang..
Apapun tak mempengaruhi..
Aku tak ingin balas dendam..
Buktikan sukses seperti itu demi kata bangga dari orang lain bukan aku..
Cukup dengan tenang, berteman akrab dengan alam sudah membuat nirwanaku benar-benar indah..